Ancaman Phishing di Sosial Media, Edukasi Siber Jadi Lini Pertama Pertahanan

Ancaman Phishing di Sosial Media, Edukasi Siber Jadi Lini Pertama Pertahanan

Ancaman Phishing di Sosial Media, Edukasi Siber Jadi Lini Pertama Pertahanan

Menurut Cybersecurity Threat Trends Report dari Cisco tahun 2021, serangan phishing menyumbang lebih dari 90% dari seluruh pelanggaran data yang terjadi secara global. 

Angka ini jauh melampaui serangan malware dan ransomware. Tak ayal, phishing berdampak pada jutaan pengguna setiap tahunnya. 


Pada hakikatnya, serangan phishing terjadi karena pehamana dan pelatihan yang kurang memadai tentang serangan ini. Individu maupun organisasi belum mampu mengenali dan menghadapi ancaman serangan phishing.


Meskipun sistem keamanan dan protokol digital terus berkembang, tidak ada perlindungan yang sepenuhnya efektif tanpa diiringi dengan pelatihan kesadaran keamanan siber. Seiring kemajuan teknologi, para pelaku kejahatan siber juga terus mengembangkan metode phishing yang semakin canggih untuk mencuri data sensitif.


Apa Itu Serangan Phishing?


Source: freepik/freepik

Serangan phishing adalah bentuk serangan siber yang memanfaatkan teknik rekayasa sosial untuk mendapatkan informasi pribadi atau rahasia dari korban. 


Biasanya, pelaku menyamar sebagai pihak yang terpercaya untuk memancing korban agar mengklik tautan berbahaya atau membuka file berisi malware. Serangan ini sering kali dirancang secara spesifik agar tampak meyakinkan dan sulit dikenali, terutama oleh pengguna yang tidak memiliki pemahaman dasar mengenai keamanan digital.


Setiap serangan phishing yang berhasil biasanya diawali dengan pengamatan perilaku pengguna oleh pelaku untuk mencari celah paling mudah dalam mencuri data. Dengan hanya satu klik, perangkat korban bisa diinfeksi atau informasi sensitif bisa langsung diambil tanpa disadari.


Phishing di Media Sosial: Ancaman yang Semakin Meningkat


Tipe phishing sangatlah banyak, setidaknya ada 19 jenis yang paling umum terjadi, salah satunya media sosial.


Media sosial kini menjadi salah satu jalur utama bagi pelaku phishing. Platform seperti Facebook, Instagram, LinkedIn, dan Snapchat menyimpan banyak informasi pribadi yang dapat dimanfaatkan untuk serangan rekayasa sosial.


Beberapa taktik umum yang digunakan dalam phishing melalui media sosial antara lain:


- Tawaran diskon atau promosi palsu
- Survei atau kuis berhadiah
- Permintaan pertemanan dari akun asing
- Tautan video palsu
- Komentar mencurigakan pada foto atau video


Cara Mengenali Phishing di Media Sosial


Sejatinya, phishing dapat dikenali dan dicegah dengan kemampuan seorang individu atau organisasi dalam mengenali serangannya. Di sosial media, cara mengenali phishing antara lain:


1. Tautan mencurigakan

Jika menerima tautan dari teman, pastikan tautan tersebut aman. Tautan dengan karakter acak atau kesalahan penulisan bisa jadi indikasi serangan phishing.

2. Akun mencurigakan

Jangan menerima permintaan pertemanan dari akun yang tidak dikenal, terutama yang tidak memiliki aktivitas atau baru dibuat. Akun semacam ini sering kali digunakan untuk menyebarkan tautan berbahaya atau menipu korban.


Tingkatkan Ketahanan Siber Anda Sekarang


Oleh sebab itu, pelatihan dan edukasi dalam bidang keamanan siber bukan lagi sekadar pelengkap, melainkan elemen penting dari kesiapan digital organisasi maupun individu. Kemampuan untuk mengekspor, mengelola, serta menghapus data dengan benar harus menjadi kompetensi dasar di era digital saat ini.


VELSICURO CYBER-RANGES™ hadir sebagai solusi strategis untuk memperkuat ketahanan siber organisasi Anda dalam menghadapi tantangan teknologi yang terus berubah.


✔️ Simulasi Interaktif
✔️ Latihan Cyberdrill
✔️ Lebih dari 900 Skenario Nyata
✔️ Pakar Profesional


Jangan tunggu hingga insiden terjadi. Lindungi data, reputasi, dan masa depan digital Anda mulai dari sekarang.

 


Untuk informasi dan konsultasi pelatihan keamanan siber:
🌐 Kunjungi cyberranges.velsicuro.com
📧 Email: hub@velsicuro.co.id
🔗 Atau klik di sini untuk berbicara langsung dengan tim kami.